Halaman

Entri Populer

Kamis, 30 Desember 2010

Salut buat suporter Indonesia, bukan untuk kepengurusan PSSI

by boyhidayat(http://boyhidayat.blogdetik.com)
Kemarin malam kita kalah agregat 4-2 melawan timnas Malaysia dalam pertandingan final leg-2 di piala AFF, di kandang kita sendiri. tapi apakah kita benar-benar kalah ? saya rasa tidak !

Saya hampir menangis melihat bagaimana firman utina habis-habisan berjuang untuk mendapatkan gol ke gawang malaysia, bagaimana bustomi harus jatuh bangun HINGGA mendapatkan kartu kuning demi mengejar bola, bagaimana Irfan bachdim, yang menitikkan air mata, ketika dirinya diganti oleh Bambang pamungkas.

“Saya rindu melihat timnas Indonesia menang !” begitu ucap saya dalam hati.



 Saya sadar betul untuk menjadi pemenang piala AFF bagi timnas membutuhkan kerja keras, membutuhkan stamina yang fit dan konsentrasi yang tinggi. dan para pemain timnas kita sudah membuktikannya, mereka serius dalam bermain, mereka mati-matian mempertahankan gawang mereka, dan mereka jug amati-matian mencari skor ke gawang malaysia, kita memang menang 2-1, tapi kita kalah atas agregat di kandang Malaysia.

Terlepas dari itu, disaat para pemain Timnas sedang berjuang dan mengukir prestasi, perjuangan ini di nodai oleh carut marutnya kepengurusan PSSI, berantakannya kepengurusan PSSI seakan sirna ketika timnas Indonesia mulai meroket naik menuju final. Tapi apa di kata, carut marut kancut kepengurusan PSSI membuat timnas kita tidak konsentrasi.

Pelatih Timnas Alfred Riedl, mengeluhkan banyaknya kegiatan anak buahnya diluar jam latihan, sehingga ini mengakibatkan konsentrasi para pemain menurun. Jamuan makan, kunjungan ke pesantren yang tidak ada hubungannya dengan sepak bola, sampai-sampai peliputan wartawan yang terlalu berlebihan benar-benar mengganggu konsentrasi. Alfred menyesalkan hal itu, tapi alfred berkata “saya hanya pegawai, yang harus mengikuti perintah atasan” dan sejak saat itu saya melihat indikasi adanya ketidaksadaran pengurus PSSI, bahwa para pemain kita membutuhkan konsentrasi tinggi malah diabaikan. benar-benar kepengurusan yang aneh !

Namun terlepas dari hal itu, para pemain ke -12 Indonesia atau supportter, saya menunjukan rasa bangga pada kalian, tidak ada kerusuhan, tidak ada cibiran, tidak kecurangan seperti yang dilakukan oleh supporter malaysia, yang menembakan sinar laser kepada para pemain Indonesia.

Saya rindu dimana Indonesia menjadi satu, saya rindu dimana kumpulan orang banyak berbaju merah, membawa bendera merah putih, meneriakan satu kata “INDONESIA..!” INDONESIA…! INDONESIA..!”, saya rindu kata-kata satu Indonesia, satu tim nasional, bergema kompak di gelora Bung karno. Inilah kemenangan sesungguhnya ! bersatunya orang-orang Indonesia, meskipun di tengah carut marutnya kepengurusan PSSI.

“Saya sangat bangga dengan suporter Indonesia. Kalian semua hebat. Benar-benar suporter terbaik di dunia. Saya bangga dengan kalian semua dan jadi orang Indonesia,” ujar Irfan Bachdim lewat situs mikroblogging Twitter.

“Kita bisa lihat tawa pedegang asongan dan pemimpin kita bersama-sama di GBK. Ini namanya satu bangsa. Aku rindu persaudaraan di GBK. Bisakah kita bersaudara, seperti di GBK?” timpal Arif Suyono, juga lewat akun Twitter-nya.

Menang atau kalah, Itulah sebuah konsekwensi pertandingan, tapi setidaknya kita bangsa Indonesia telah “menang”, melawan rasa ketidakpercayaan diri kita, kita telah menang menjadi supporter yang paling fantastis tanpa kecurangan, tanpa kerusuhan, tanpa hujatan dan tetap menjadi bangga kepada TIMNAS INDONESIA !

lupakan riuhnya permasalahan PSSI, mari berpesta merayakan persatuannya dan kebanggan menjadi ORANG INDONESIA !

1 komentar:

  1. garuda didadaku menan keuh lagu bak nonton bola,bola indonesia jino kamaju,kareuna meujampu ngon awak luwa,teknik dunia jampu lampoh u',ibarat keju jampu haluwa,upin ngon ipin aneukmit lucu kajiwit iku burung garuda....

    BalasHapus