Halaman

Entri Populer

Rabu, 29 Desember 2010

Perguruan Silatku:Merpati Putih

Merpati Putih merupakan Singkatan dari Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening.
(Mencari sampai mendapatkan tindakan yang benar dalam keheningan)

Merpati Putih adalah Perguruan Pencak Silat yang ilmiah, tidak ada mantra dan klenik. Semua realitas dan logis. Kemampuan pesilat Merpati Putih mematahkan benda-benda keras seperti kikir, baja, gagang pompa, pipa beton, dsb. didapat dari zat yang disebut Adenose Triposphat (ATP).




Setiap saat kita melakukan suatu kegiatan yang tidak kita sadari yaitu bernapas. Menghirup napas bisa dikatakan sebagai usaha membersihkan paru-paru. Peristiwa pernapasan melibatkan oksigen (zat asam), sehingga terjadilah peristiwa kimiawi yang disebut oksidasi dan menimbulkan panas atau energi.

Dalam teori listrik, kekurangan satu elektron dari satu atom akan menimbulkan gaya listrik. Ketika kita menghirup napas yang kemudian ditahan, akan terjadi pula kekurangan zat asam. Pada saat berlangsung kekurangan ini, timbul suatu zat baru yang sangat aktif untuk membantu mempercepat pengulangan peristiwa kimiawi tadi. Zat ini dikenal sebagai Adenose Triposphat atau disingkat ATP. Tenaga yang ditimbulkan ATP ini adalah 5 kali tenaga yang dihasilkan oleh peristiwa oksidasi itu sendiri.

Untuk mendapatkan ATP diperlukan syarat-syarat, seperti penegangan otot, kemudian digabungkan dengan kemampuan psikis dan biologis. Kalau proses oksidasi terus berulang dengan cepat maka akan timbul getaran. Getaran bisa ditingkatkan frequensinya bila kita mengenal ciri-cirinya. Teknik getaran inilah yang dimanfaatkan Merpati Putih untuk memecahkan benda-benda keras seperti balok es, batang pompa dragon, beton cor, kikir atau per mobil, serta juga dapat mendeteksi keberadaan benda-benda dengan mata tertutup, mengendaarai kendaraan bermotor, mendeteksi benda dalam tanah atau air dengan kedalaman tertentu, membaca, dsb.

Merpati Putih tidak berbasiskan pada klenik, jin, atau laku tirakat tertentu atau bacaan tertentu. Semua murni dari olah pernafasan. Disitulah apa yang MP namakan Seni Olah Nafas. MP tidak bernafaskan pada satu ajaran agama tertentu, keilmuannya universal. Dapat dipelajari oleh muslim dan non muslim. Tidak ada batasan.

Untuk sedikit banyak memahami getaran, saya ambil beberapa analogi.

Saya ambil contoh, berenang. Semua orang mengerti berenang. Bahkan tidak perlu diajari seni renang juga orang kalo berada di air, kaki dan tangan digerakkan, maka ia tidak akan tenggelam. Tapi dengan mempelajari seni berenang, ia bisa lebih mudah 'menguasai' keadaan tubuhnya ketika di air. Lebih bisa bergerak cepat dengan menggunakan gaya tertentu yang sudah terbukti.

Contoh lain, semua dari kita pasti bisa menendang, bisa memukul, membopong, menyikut, menampar. Itu hal-hal alamiah yang tanpa diajari juga kita bisa melakukan. Tanpa berguru juga kita bisa melakukan. Tetapi apabila kita mempelajari seni beladiri, maka cara kita memukul, cara kita menendang, cara kita menyikut, menjadi sedemikian khas dan lebih baik dari sebelumnya baik lintasan, kekuatan, kecepatan, daya ledak, dsb. Ketika dilatih, kaki yang sebelumnya biasa-biasa saja, bisa menjadi senjata yang mematikan. Ketika dilatih, kepalan tangan yang tadinya biasa-biasa saja, berubah menjadi senjata yang cukup mematikan.

Demikian juga dengan nafas. Kita bernafas setiap hari, tetapi kita sering tidak menyadari potensi nafas. Kita terkadang 'cuekin' potensi nafas kita. Apa sih nafas itu? Nafas sederhananya adalah daya hidup. Yang namanya daya hidup, pasti ada energi yang dihasilkan. Kalau bisa dilatih dengan benar, maka kemampuan bernafas kita akan lebih dibanding rata-rata orang kebanyakan. Plus energi yang dihasilkannya akan membuat seseorang memiliki 'daya linuwih'. Ini sangat wajar. Setiap manusia diberikan kekuatan oleh Tuhan Yang Maha Esa berupa 'daya linuwih' yang bermacam-macam. Akan tetapi daya ini terkadang 'tertidur' karena banyak faktor.Salah satu aplikasi dari getaran yakni getaran untuk 'tutup mata'. Ini sangat berguna tidak hanya untuk beladiri tapi juga aspek kemanusiaan. Sangat menolong tunanetra untuk bisa 'melihat' kembali dunia sebagaimana halnya kita orang normal.



Aplikasi lain adalah getaran untuk 'deteksi'. Yang di deteksi bisa bermacam-macam. Yang sudah mengalami pengujian adalah deteksi radiasi nuklir (bekerja sama dengan BATAN), deteksi keberadaan narkoba yang disembunyikan (bekerja sama dengan Brimob Polda Metro Jaya), deteksi kerusakan DAS (daerah aliran sungai) di kali Ciliwung (bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta), dan saat ini sedang diupayakan kerja sama dengan Palang Merah Internasional untuk deteksi keberadaan korban bencana alam yang sulit dijangkau oleh alat-alat.
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4837507

Tidak ada komentar:

Posting Komentar